
Jakarta TNI dan Polri memastikan komitmen penuh dalam menjaga keamanan nasional pasca aksi demonstrasi yang berujung anarkis di sejumlah daerah. Kolaborasi kedua institusi negara ini diwujudkan melalui patroli gabungan skala besar hingga sosialisasi kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan.
Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menegaskan kehadiran TNI-Polri di tengah masyarakat merupakan bentuk nyata hadirnya negara untuk memberikan rasa aman dan nyaman.
Atas perintah Bapak Presiden, kami berkonsentrasi penuh dalam pemulihan keamanan. TNI dan Polri hadir bersama, tidak hanya simbolik, tetapi dengan langkah nyata di lapangan, ujarnya dalam konferensi pers di Mabes TNI.
Polri memastikan penanganan situasi dilakukan secara menyeluruh, mulai dari langkah preventif, preemtif, persuasif, hingga penindakan hukum yang terukur. Proses hukum terhadap pelaku anarkis, lanjut Trunoyudo, akan berjalan transparan sesuai aturan demi memberikan rasa adil bagi masyarakat.
Selain itu, Polri mengimbau masyarakat agar bijak dalam menyikapi informasi, khususnya yang beredar melalui media sosial dan pesan berantai. Trunoyudo mengingatkan publik agar selalu mengedepankan klarifikasi sebelum mempercayai kabar yang berpotensi memicu keresahan.
Kami berharap aspirasi disampaikan sesuai koridor hukum yang berlaku, bukan melalui ajakan yang menjerumuskan pada anarkisme, tegasnya.
Senada dengan itu, Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo menekankan pentingnya penguatan operasi keamanan. Atas instruksi Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, patroli gabungan TNI-Polri digelar hingga tingkat RT/RW untuk menjamin keamanan warga dari potensi kerusuhan maupun penjarahan.
Tidak ada ruang bagi anarkisme dan vandalisme. Kami hadir untuk melindungi setiap jiwa, harta benda, serta fasilitas publik, ujar Dedi.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak termakan hasutan atau hoaks yang dapat memecah belah persatuan. Aparat, kata Dedi, telah disiagakan penuh dengan mengedepankan profesionalitas, prosedur hukum, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Polri menegaskan keterbukaan terhadap kritik konstruktif dari masyarakat sebagai bagian dari upaya membangun organisasi yang modern dan humanis. Namun, seluruh pihak diminta bersama-sama menjaga kondusivitas.
Kolaborasi aparat dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, agama, dan pemuda adalah kunci. Masyarakat adalah mata dan telinga kami, tutur Dedi.
Melalui soliditas TNI-Polri dan partisipasi aktif masyarakat, pemerintah optimistis situasi dapat segera kembali normal dan stabil. Aparat keamanan menegaskan tujuan utama adalah memastikan kedamaian serta melindungi seluruh rakyat Indonesia dari potensi provokasi maupun ancaman.