Danantara Ubah Limbah Sampah di 7 Kota Jadi Listrik Lewat Investasi Energi Hijau

Jakarta — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) resmi memulai langkah besar dalam mengubah sampah menjadi energi listrik atau Waste to Energy (WTE). Proyek yang disebut sebagai salah satu terbesar di dunia ini menjadi tonggak baru Indonesia dalam upaya menciptakan energi ramah lingkungan sekaligus mengatasi permasalahan sampah perkotaan.

Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara, Pandu Sjahrir, mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan investasi langsung terbesar di sektor WTE global.

“Tidak ada satu negara pun yang melakukan investasi sebesar ini. Dari sisi skala dan potensi, ini adalah proyek waste to energy terbesar di dunia,” ujarnya dalam forum “1 Tahun Prabowo-Gibran: Optimism on Economic Growth” di Jakarta.

Danantara menargetkan pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik di 33 kota di Indonesia, dengan total investasi mencapai Rp91 triliun. Pada tahap pertama, proyek akan dimulai di tujuh wilayah: Bali, Yogyakarta, Bogor, Tangerang Raya, Semarang, Bekasi Raya, dan Medan Raya.

CEO Danantara sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa Danantara akan menjadi pemegang saham di seluruh proyek WTE untuk memastikan pelaksanaannya berjalan baik dan transparan.

“Kami memastikan proyek ini dijalankan dengan benar. Teknologi yang digunakan merupakan teknologi terbaru yang sudah terbukti di negara-negara seperti Jepang, China, dan Singapura,” ujar Rosan.

Rosan menjelaskan, setiap fasilitas pengolahan akan mampu mengelola sekitar 1.000 ton sampah per hari, menghasilkan listrik hingga 15 megawatt (MW), dan mampu memenuhi kebutuhan energi bagi lebih dari 20.000 rumah tangga. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat menekan volume sampah di tempat pembuangan akhir seperti TPA Bantargebang yang saat ini menampung sekitar 55 juta ton sampah.

Minat investor terhadap proyek ini pun sangat tinggi. Rosan mengungkapkan bahwa lebih dari 204 perusahaan, baik dalam maupun luar negeri, telah menyatakan minat mengikuti tender pembangunan PSEL yang dijadwalkan berlangsung pada November 2025.

“Dari total tersebut, sekitar 66 berasal dari luar negeri. Artinya, kepercayaan dunia terhadap komitmen Indonesia di sektor energi hijau sangat besar,” jelasnya.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menambahkan bahwa pemerintah telah menyiapkan regulasi pendukung melalui Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 tentang Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan.

“Melalui kebijakan ini, sampah yang sebelumnya menjadi sumber penyakit kini akan menjadi sumber energi, lapangan kerja, dan solusi bagi krisis lingkungan,” tegas Zulhas.

Proyek WTE ini menjadi bagian dari visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam mempercepat transisi menuju ekonomi hijau, memperkuat kemandirian energi nasional, serta menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

More From Author

Pemerintah Terus Gelorakan Semangat Indonesia Capai Swasembada Pangan Akhir Tahun 2025

Investasi Hijau Meningkat, Danantara Dapat 200 Tawaran dari Investor Energi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *