
Jakarta TNI dan Polri menunjukkan sinergi kuat dalam menjaga stabilitas nasional pasca rangkaian demonstrasi yang sempat memicu kerusuhan. Sejumlah kalangan menilai langkah cepat yang ditempuh aparat telah berhasil meredam eskalasi situasi sekaligus menjadi bukti soliditas kedua institusi pertahanan dan keamanan negara.
Organisasi kemasyarakatan Rampai Nusantara menyampaikan apresiasi atas kinerja Polri dalam mengelola situasi krisis.
Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar, menilai keberhasilan Polri dalam mengatasi kerusuhan menunjukkan profesionalisme dan loyalitas institusi terhadap negara.
Kami mengapresiasi langkah cepat dan terukur Polri dalam menjaga stabilitas nasional karena mengelola situasi krisis bukanlah hal mudah dengan begitu banyak tekanan menerpa dan Kapolri berhasil mengatasinya, ujarnya.
Semar menambahkan, Polri terbukti terbuka terhadap evaluasi dan perbaikan internal setelah peristiwa demonstrasi dan kerusuhan. Ia juga menegaskan loyalitas Polri kepada bangsa tidak perlu diragukan.
Dalam sejarah republik ini, Polri selalu setia kepada bangsa dan negara, katanya.
Semar juga menyoroti adanya pihak tertentu yang berusaha mendiskreditkan Polri dengan memanfaatkan momentum politik.
“Kami melihat upaya-upaya tersebut berasal dari kelompok berkepentingan secara politik kekuasaan yang tidak merepresentasikan murni aspirasi rakyat. Masyarakat perlu waspada terhadap narasi yang bertujuan memecah belah,” tegasnya.
Hal senada datang dari Koordinator Aliansi Rakyat Peduli Negara (ARPN), Mario, yang mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dan menegaskan bahwa sinergi TNI-Polri adalah benteng kokoh bangsa.
“Harapan kami, TNI dan Polri solid, komitmen kuat melindungi rakyat, dan jangan memberi ruang bagi provokator yang ingin melemahkan persatuan bangsa,” tambahnya.
Konteks internasional juga menjadi perhatian. Demonstrasi besar di Nepal akibat pemblokiran media sosial menjadi contoh bagaimana isu sederhana bisa berkembang menjadi kerusuhan besar hingga mengguncang pemerintahan.
Krisis di Nepal menjadi pengingat bagi Indonesia bahwa provokasi dapat memperburuk ketegangan sosial. Oleh karena itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan komitmen Polri untuk mengawal masyarakat yang ingin menyampaikan pendapat di muka umum.
“Polri siap mengawal masyarakat yang hendak menyampaikan pendapatnya di muka umum,” katanya.
Ia menambahkan, demonstrasi tidak boleh diprovokasi hingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat maupun pertumbuhan ekonomi.